Ayat Kursi adalah ayat yang paling
agung didalam Al-Quran. Sekian banyak riwayat yang bersumber daripada Rasul dan
sahabat-sahabat baginda yang menyebutkan tentang hakikat ini. Antara lain
daripada seorang sahabat Nabi yang bernama Ubai bin Ka’ab yang menceritakan
bahwa Nabi s.a.w pernah bertanya kepadanya :
“Ayat apakah dalam Al-Quran yang
paling agung ? Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu (ini diulang-ulang oleh
Ubai), kemudian ia berkata, ayat Kursi. Rasulullah s.a.w membenarkan Ubai.”
(Riwayat Muslim).
Ubai juga menghuraikan dalam riwayat
lain, bahwa ia pernah bertemu dengan jin dan bertanya kepadanya, apakah bacaan
yang dapat menjauhkan manusia daripada gangguan jin, jawab jin, “Ayat Kursi”.
Ketika keterangan ini disampaikan Ubai kepaa Rasul, baginda menjawab, “benar
(maklumat) si jahat itu “. (Riwayat al-Hakim).
Hal yang hampir sama dialami oleh
sabahat Nabi yang lain yaitu Abu Hurairah, ketika diperintahkan Nabi s.a.w
menjaga kurma sedekah.
Ayat Kursi ini dinama juga ayatul hifz
(ayat pemelihara), karena pembaca yang menghayati maknanya dapat memperoleh
perlindungan Allah SWT.
Dalam konteks ini paling tidak, ada
dua hal yang dapat dikemukakan :
Pertama, ayat ini berbicara tentang
Allah SWT dan sifat-sifat-Nya. Kandungan huraiannya saja sudah cukup menjadikan
ayat ini ayat yang agung. Apalagi, ayat Kursi merupakan satu-satunya ayat yang
dalam redaksinya terdapat tujuh belas kali kata yang menunjuk kepada Allah SWT.
Enam belas diantaranya terbaca dengan jelas dan satu tersirat.
Kedua, adalah perkara yang berkaitan
dengan kandungan pesan ayat ini. Apabila yang membaca ayat Kursi menghayati
maknanya dan hadir dalam jiwa dan benaknya kebesaran Allah SWT.
Dalam ayat yang pendek ini sebenarnya
terkumpul sifat utama bagi Allah yaitu ketuhanan, keesaan, hidup, ilmu,
memiliki kerajaan, kekuasaan dan kehendak.
Sesudah menegaskan mengenai
keesaan-Nya, disusul pula dengan menyebut dua sifat-Nya yang lain, yaitu hidup
dan terus menerus mengurus makhluk-Nya.
Dengan demikian, manusia akan merasa
aman dalam hidup serta tenang perasaannya karena meyakini bahwa dia didalam
tangan Tuhan yang hidup, yang terus menerus mengurus serta mengawal jaga
keadaan hamba-Nya.
Allah, Dia-lah Tuhan yang tunggal bagi
segala makhluk. Karena itu, tiada yang berhak disembah dalam kehidupan ini
melainkan Dia. Segala apa yang di langit dan bumi adalah hamba dan milik-Nya.
Semua tunduk dibawah kehendak dan kuasa-Nya, seperti firman Allah :
Artinya : “Tidak seorangpun dilangit
dan dibumi, kecuali akan datang kepada Tuhan yang Maha Pemurah selaku seorang
hamba. Sesungguhnya Allah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan
hitungan yang teliti. Dan setiap mereka akan datang kepada Allah pada hari
kiamat dengan sendiri-sendiri.” (Maryam 93-95).
Diantara tanda keagungan dan kebesaran
Allah bahwa tiada seorang pun yang berani memberi pertolongan kepada sseorang
lain disisi-Nya tanpa izin-Nya. Firman Allah :
Artinya : “Ketika datang hari itu,
tidak seorang pun berbicara, melainkan dengan izin-Nya; maka diantara mereka
ada yang celaka dan ada yang berbahagia”. (Hud : 105).
Ilmu Allah amat luas, meliputi segala
makhluk ciptaan-Nya, baik yang dahulu, sekarang dan akan datang, bahkan Allah
mengetahui segala urusan dunia dan akhirat. Allah juga amat luas kerajaan dan
kekuasaan-Nya, langit dan bumi seluruhnya didalam genggaman-Nya.
Itulah ayat yang mengandung kaedah
pembentukan keimanan terhadap Allah. Dari sinilah terbina tujuan pengabdian
seseorang hanya kepada Allah.
Dengan demikian, tidaklah seorang
manusia melainkan menjadi hamba, hanya kepada Allah, tidaklah dia menjuruskan
pengabdiannya melainkan kepada Allah dan tidaklah dia menyerahkan ketaatannya
melainkan kepada Allah.
Selain itu, ayat ini mempunyai
beberapa kelebihan yang tidak ada pada ayat lain. Kedudukannya dalam Al-Quran,
sabda nabi ketika ditanya oleh Abu Zar; ayat manakah yang diturunkan kepadamu
yang paling agung ?.
Jawab baginda : “Ia adalah ayat Kursi.”
(Riwayat Imam Ahmad, Al-Nasai, Al-Hakim dan Al-Baihaqi).
Dari sudut keberkatannya di dunia,
sabda Rasulullah : “Bacalah ayat Kursi karena sesungguhnya ia menjaga kamu,
zuriat dan rumah tangga kamu hingga bilik kecil di sekeliling rumahmu.”
Dari segi keberkatannya dalam
menghalau syaitan, sabda Rasulullah : “Didalam surah Al-Baqarah, ada satu ayat
yang menjadi penghulu bagi ayat Al-Quran, tidak dibacanya dalam rumah yang ada
didalamnya syaitan melainkan keluar ia daripadanya, itulah ayat Kursi.”
(Riwayat Al-Hakim).
Dari sudut keberkatannya ketika mati dan
di akhirat, sabda Rasulullah : “Sesiapa yang membaca ayat Kursi selepas setiap
solat fardhu, Allah akan memberikannya hati orang yang bersyukur, amalan orang
yang membenarkan Allah, pahala nabi-nabi, melimpahkan rahmat-nya dan tidak
menghalangnya dari masuk syurga melainkan kematian yang akan memasukkannya.”
(Riwayat An-Nasai).
No comments:
Post a Comment