Tuesday, 21 January 2014

Rahasia Asma Ul-Husna


            Allah SWT berfirman, yang artinya : “Allah mempunyai asma ul-husna, maka serulah Dia dengan menyebut asma ul-husna itu” (Al A’raf ayat 180).

            Makna fad’uuhu didalam ayat al-A’raf ayat 180 tersebut adalah subbihuuhu (ucapkanlah dengan mensucikan nama-Nya, wazkuruuhu (ingatlah dengan menyebut nama-Nya), dan wa’buduuhu bihaa (beribadatlah dengannya).

            Allah  SWT  telah menyifatkan nama-nama-Nya dengan sebutan  al-husna diempat surah yaitu :

·        Pada surah Al-A’raf ayat 180 yang bermaksud : “ Allah mempunyai asma ul-husna, maka serulah Dia dengan menyebut asma ul-husna itu”.

·        Pada surah Al-Isra’ ayat 110 yang bermaksud : Katakanlah : “Serulah Allah atay serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana sahaja kamu seru, Dia mempunyai asma ul-husna….”

·        Pada surah Thaha ayat 8 yang bermaksud : “Dialah Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia. Dia mempunyai asma ul-husna.”

·        Pada surah Al-Hasyr ayat 24 yang bermaksud : “Dialah Allah Yang Menciptakan. Yang mengadakan, Yang Membentuk rupa, yang mempunyai nama-nama yang paling baik (asma ul-husna)”.


Kata al-husna adalah bentuk muaannats (feminism) dari kata ahsan, seperti kata kubra (dari akbar), shughra (dari asghar).

Imam Fakhrur ar-Razi mengatakan bahwa sesungguhnya asma Allah itu disifatkan dengan al-husna (yang paling baik) karena beberapa sebab, diantara yaitu :

·        Semua nama Allah ini menunjukkan makna (erti) yang baik-baik, sebab sifat-sifat yang paling sempurna, paling agung, dna paling tinggi adalah sifat-sifat Allah SWT yang ditunjukkan oleh nama-nama tersebut.

·   Yang dimaksud dengan asma dalam keempat ayat tersebut diatas adalah disebutkannya sifat-sifat yang baik, yaitu sifat Esa, Agung, Mulia dan Baik dan tidak serupa dengan makhluk.

Jika kita menyeru Allah SWT dengan nama-nama-Nya tersebut, m aka akan terbayanglah dihadapan kita sifat-sifat yang baik itu.


Zikir Asma Ul-Husna

            Didalam asma ul-husna terkandung kalimat-kalimat suci, doa dan juga zikir. Zikir kepada Allah terdiri atas tiga bagian, yaitu :

  • Zikir dengan lisan
  • Zikir dengan hati
  • Zikir dengan anggota badan

            Zikir dengan lisan termasuk bentuk zikir yang paling rendah nilainya, yaitu ucapan yang dimaksudkan oleh seseorang hamba sebagai tahmid, tasbih dan tamjid saja.

            Zikir hati memiliki tiga bentuk yaitu :

  • Memikirkan dalil-dalil Zat dan Sifat Allah.
  • Memikirkan dalil-dalil taklif berupa perintah, larangan, janji dan ancaman, dan berusaha keras untuk memahami hikmah dan rahasianya, sehingga akhirnya menjadi mudah melakukan perbuatan taat dan meninggalkan perbuatan maksiat.
  • Memikirkan rahsia seluruh makhluk Allah SWT sehingga setiap bagian yang terkecil sekalipun mampu menjadi cermin untuk menampak alam ghaib. Jika seorang hamba memandang dengan mata akalnya kepada cermin itu, maka tertujulah pencaran mata batinnya kealam yang paling indah dan cantik (jamal). Inilah darjat yang tidak berhujung dan tidak bertepi.
             Sedangkan zikir dengan anggota tubuh itu adalah memanfaatkan seluruh anggota tubuh untuk membuat taat dan membersihkannya dari segala maksiat. Dengan makna seperti itulah Allah SWT menamakan sholat sebagai zikir, seperti dalam firman-Nya dalam surah Al-Jumuah ayat 9 yang  bermaksud : “Maka bersegeralah kamu pada dzikirullah”.

            Sholat adalah perbuatan dan aktivitas seorang Muslim untuk mengingat Allah, agar dengan itu Allah mengingat kita dan mengabulkan doa-doa kita seperti dalam firman-Nya dalam ayat Al-Baqarah ayat 152 yang bermaksud : “Ingatlah kamu kepada-Ku, nescaya Aku ingat (pula) kepadamu”.



Thursday, 16 January 2014

Berbagai Khasiat Ayat Tujuh dalam Al-Quran


            Terdapat tujuh ayat didalam Al-Quran yang sering disebut sebagai Ayat Tujuh, yang mempunyai berbagai khasiat yang apabila diamalkan dengan penuh keyakinan dan pasrah kepada Allah SWT.

Ayat Tujuh atau Tujuh Ayat tersebut menggabungkan beberapa ayat yaitu : Surah At-Taubah ayat ke 51; Surah Yunus ayat ke 107; Surah Huud ayat ke 6; Surah Huud ayat ke 56; Surah Al-Ankabuut ayat ke 60;  Surah Faathir ayat ke 2 dan yang terakhir Surah Az-Zumar ayat ke 38.

            Saidina Ali bin Abi Thalib berkata : “Barang siapa mengamalkannya pada waktu pagi dan petang maka dia akan berasa aman dan damai daripada segala kebinasaan dan terpelihara daripada tipu daya musuh dengan keizinan Allah SWT.”

            Ayat Tujuh ini jika dibaca sekali ketika tengah hari dan malam (selepas Maghrib) maka insyaAllah akan dipermudahkan rezekinya, dipanjangkan umurnya, terpelihara daripada gangguan jin, syaitan dan firnah serta akan dikashi hamba Allah dan dipermudahkan serta dikabulkan segala apa yang dicita-citakan.

            Sekiranya diamalkan dan dibaca selepas sholat fardhu sebanyak tujuh kali selama 40 hari berturut-turut, maka ia akan memperolehi faedah yang sangat besar. Sesiapa yang menjadikannya sebagai wirid dan membacanya setiap selepas sholat fardhu, insyaAllah, Tuhan akan memudahkan sakaratul maut; dan memperolehi pahala yang besar dan jika dibaca keatas orang sakit, nescaya dia akan segera sembuh.

            Barang siapa membaca Ayat Tujuh selama tujuh hari berturut-turut dengan kiraan tujuh kali ketika tengah hari dan tujuh kali pada malam hari, maka Allah SWT akan melepaskan sebarang kesusahan dan masalah yang dihadapi.

            Ayat pertama dari Ayat Tujuh yaitu Surah At-Taubah ayat 51 yang bermaksud : “Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal".

            Ayat kedua dari Ayat Tujuh yaitu Surah Yunus ayat ke 107 yang bermaksud : “Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurnia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

            Ayat ketiga dari Ayat Tujuh adalah Surah Huud ayat ke 6 yang bermaksud : “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).”

            Ayat keempat dari Ayat Tujuh adalah Surah Huud ayat ke 56 yang bermaksud : “Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak ada suatu binatang melatapun melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus".

            Ayat kelima dari Ayat Tujuh adalah Surah Al-Ankabuut ayat ke 60 yang bermaksud : “Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

            Ayat keenam dari Ayat Tujuh adalah Surah Faathir ayat ke 2 yang bermaksud : “Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak seorangpun yang sanggup melepaskannya sesudah itu. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

            Ayat ketujuh dari Ayat Tujuh adalah Surah Az-Zumar ayat ke 38 yang bermaksud : “Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?", niscaya mereka menjawab: "Allah". Katakanlah: "Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmat-Nya?. Katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku". Kepada-Nya-lah bertawakkal orang-orang yang berserah diri.”




Wednesday, 15 January 2014

Doa Mampu Menolak Ketentuan Takdir

Allah sifatkan orang enggan berdoa sebagai orang sombong. Dari segi bahasa, doa mempunyai pengertian menyeru, meminta dan mendakwa. Menurut istilah, doa bermaksud memohon atau meminta sesuatuyang baik daripada  Allah Yang Maha Pemurah dengan menggunakan bahasa yang diperbolehkan dan adabyang baik sesuai dengan ketentuan syarak.

            Diharuskan berdoa dengan menggunakan apa-apa bahasa sekalipun, dengan syarat tidak mengandungi unsur syirik yaitu menduakan Allah.

            Dari segi bahasa, selawat berarti kesejahteraan. Manakala mengikut istilah, selawat adalah memohon kesejahteraan dan keselamatan kepada Allah ke atas junjungan dan penghulu sekalian makhluk, yaitu Nabi Muhammad SAW. Biasanya, selawat juga sentiasa diiringi keatas keluarga, sahabat dan seluruh pengikut baginda.

            Menurut bahasa, zikir berarti mengingati. Secara istilah,bermaksud mengingati Allah setiap masa dan dimana saja dengan cara dibolekan syarak seperti menerusi ucapan, perbuatan serta hati.

            Hizib pula menurut bahasa bermakna bahagian, golongan, wirid dan senjata. Dari segi istilah, diartikan bacaan wirid yang juga sebahagian doa untuk diamalkan muslimin sebagai senjata atau pendinding diri dari pada pelbagai kejahatan yang datang dari manusia, jin syaitan atau makhluk lain.

            Oleh sebab itu, doa, selawat zikir dan hizib sebenarnya mempunyai hubung kait yang rapat antara satu sama yang lain. Semua itu antara bentuk ikhtiar atau usaha manusia supaya senantiasa dalam keadaan baik,selamat dansejahtera dibawah naungan Allah SWT dengan cara yang di ridhoi.

            Allah menyuruh hamba-Nya supaya memohon sesuatu kepada-Nya. Hal ini dinyatakan dalam surah Al-Mukmin ayat 60 yang bermaksud : “Dan Tuhan kamu berfirman. “berdoalah kamu kepada-Ku nescaya akan Aku perkenankan doa permohonanmu. Sesungguhnya orang yang sombong (takbur) daripada beribadah dan berdoa pada-Ku, akan Aku masukkan ke neraka jahanam dalam keadaan hina.”

            Menurut ayat tersebut diatas, Allah memerintahkan manusia senantiasa berdoa kepada-Nya dalam apa jua keadaan dan Allah mencela orang yang enggan meminta dan berdoa kepada-Nya dengan menyifatkan mereka sebagai orang yang sombong.

            Surah Al-Baqarah ayat 186 yang bermaksud : “Dan apabila hamba-Ku bertanya kepadamu mengenai Aku, berritahu mereka : “Sesungguhnya Aku (Allah) senantiasa hampir (dengan mereka), Aku perkenankan permohonan orang yang berdoa apabila ia sudi berdoa kepada-Ku. Maka hendaklah mereka menyahut seruan-Ku (dengan mematuhi segala perintah-Ku dan menjauhi sebarang larangan) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku supaya mereka menjadi baik serta betul.”

            Berdasarkan ayat tersebut diatas, Allah memerintahkan manusia berdoa dan diikuti dengan keimanan kepada-Nya. Ini menunjukkan antara syarat sesuatu doa akan dikabulkan adalah beriman dan meyakini Allah Dzat Yang Maha Mengabulkan doa dan manusia adalah makhluk yang sangat daif dan senantiasa memerlukan bantuan.

            Seruan berdoa juga dihuraikan menerusi hadis, antaranya hadis riwayat Tarmizi, bermaksud “Sesungguhnya doa itu memberi manfaat terhadap bala bencana yang berlaku dan yang belum berlaku dan tidak ada (yang mampu) menolak qada’ dan qadar Allah melainkan doa, (oleh yang demikian), adalah sebaiknya kamu senantiasa berdoa.”

            Hadis itu menunjukkan hanya doalah satu-satunya cara yang dapat menolak ketentuan Allah. Dalam hadis lain, dinyatakan doa itu ibarat senjata Muslimin. Ia juga sebagai tiang agama dan cahaya bagi seluruh permukaan langit dan bumi.

            Ada adab-adab dalam berdoa antara lain :
            -. Memilih waktu yang mulia
            -. Menghadap kiblat
            -. Melembutkan dan merendahkan suara
            -. Jangan bersajak ketika berdoa
            -. Merendahkan diri dan khusyuk
            -. Berdoa dengan keyakinan Allah pasti mengabulkan
            -. Memulakan doa dengan membaca zikir

Fadhilat Surah An-Naas dan Surah Al-Falaq (Mu’awwizatain)

Surah al-Mu’awwizatain adalah dua surah pada awal surahnya menggunakan lafaz (Katakanlah aku memohon perlindungan). Dua surah dimaksudkan itu adalah surah An-Naas dan surah Al-Falaq, yang memiliki berbagai khasiat.

            Surah An-Naas, bermaksud : Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.

            Surah Al-Falaq, bermaksud: Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai Subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki".

            Berkaitan dengan dua surah tersebut, ada beberapa hadis yang menyatakan mengenai keutamaan dan khasiatnya.

            Antara hadis bermaksud :”DariAbi Sa’ad ia berkata. “Bahwa Rasulullah SAW selalu memohon perlindungan kepada Allah SWT daripada syaitan, jin dan manusia sehingga turunnya dua surah (Mu’awwizatain), kemudian Rasulullah SAW menggunakan kedua-duanya dan meninggalkan yang lainnya.” (Riwayat Tirmizi dan al-Nasai).

            Hadis lain bermaksud : “Dari Ibnu Abbas r.a bahwasannya Nabi Muhammad SAW bersabda. “Ingatlah (perhatikanlah) saya ajarkan kepada kamu mengenai Ta’awwuz yang paling ampuh. Ibnu Abbas r.a. menjawab, “Baik, beliau menunjukkan yaitu Qul A’uzu Bi Rabill….” (Riwayat Imam Ahmad).

            Mengikut pengalaman sahabat Rasulullah SAW, tabiin dan ulama sholeh, dua surah ini mempunyai pelbagai khasiat, antaranya :

  • Surah ini dapat menyembuhkan orang yang disengat kala,yaitu dengan cara dibacakan pada air garam kemudian disapukan atau digosok pada anggota tubuh yang disengat, maka dengan izin Allah SWT, ia pasti akan sembuh. Perkara sedemikian sesuai dengan satu hadis yang diriwayatkan oleh sahabat Ali bin Abi Thalib r.a. ketika Nabi Muhammad SAW digigit kala. 
  • Kedua-dua surah ini boleh menyembuhkan orang yang terkena sihir atau santau. Caranya adalah dengan membaca sebanyak 41 kali dalam tempoh, tiga, lima atau tujuh hari berturut-turut. InsyaAllah dengan izin-Nya sihir tersebut akan segera hilang dan sembuh, dengan syarat diamalkan dengan sepenuh keyakinan. 
  • Apabila Surah al-Muawwizatain dibaca 100 kali maka pasti akan selamat dan boleh menzahirkan keberanian yang luar biasa didalam hati. Dengan izin Allah, ia juga akan dapat menghindarkan sebarang kezaliman yang dilakukan oleh manusia dimalam yang sangat gelap. 
  • Dua surah ini juga dapat dijadikan petunjuk apabila seeorang tersesat jalan ketika didalam perjalanan. Caranya dengan membaca kedua-dua surah itu ketika sesat, berterusan terutama didalam keadaan gelap gulita. 
  • Surah Mu’awwizatain jika dibaca diwaktu petang, selepas sholat Asar dan diwaktu pagi selepas sholat Subuh sebanyak tiga kali kemudian ditambahkan dengan surah Al-Ikhlas, insyaAllah ia akan mencukupi segala keperluannya.


Tuesday, 14 January 2014

Doa Agar Aman dan Memperoleh Limpahan Rezeki



رَبِّ اجْعَÙ„ْ Ù‡َٰذَا بَÙ„َدًا آمِÙ†ًا ÙˆَارْزُÙ‚ْ Ø£َÙ‡ْÙ„َÙ‡ُ Ù…ِÙ†َ الثَّÙ…َرَاتِ Ù…َÙ†ْ آمَÙ†َ Ù…ِÙ†ْÙ‡ُÙ…ْ بِاللَّÙ‡ِ ÙˆَالْÙŠَÙˆْÙ…ِ الْآخِرِ

Artinya :
"Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian” (Al-Baqarah: 126)


Penjelasan :

            Ketika Nabi Ibrahim a.s. mendiami lembah Makkah, negeri ini masih tandus dan gersang. Tidak ada orang yang membangun kediaman di tempat ini. Bahkan daerah sekitar lembah Makkah menjadi sarang perompak yang menghalang perjalanan kabilah dari negeri-negeri utara lembah Makkah menuju ke negeri-negeri selatan. Mereka singgah ditempat ini untuk beristirahat. Karena itu, tempat ini dijadikan sasaran oleh orang-orang jahat yang menginginkan harta para kabilah yang membawa dagangan dari negeri-negeri utara ke selatan dan sebaliknya.

            Nabi Ibrahim a.s. menyadari keadaan semacam itu. Beliau tidak berputus asa untuk mengelola dan mengurus tempat ini. Beliau beriman dan bertakwa sepenuhnya kepada Allah, sehingga dengan tekad kuat beliau mengubah negeri yang tandus dan kering serta tidak aman menjadi negeri yang kelak makmur dan aman.

            Usaha yang beliau lakukan adalah memohon kepada Allah agar negeri yang didiaminya dijadikan aman dan berlimpah dengan rezeki. Karena itu, Nabi Ibrahim berusaha mendidik anak keturunannya dengan akhlak dan iman kepada Allah, sehingga mereka dapat membina masyarakat dan menciptakan pergaulan yang baik ditempat kediamannya.

            Untuk membangun sebuah negeri menjadi aman dan berlimpah dengan rezeki, kunci utamanya adalah sikap dan akhlak pada penghuninya dalam memelihara hubungan hidup bermasyarakat dan kerjasama yang baik diantara mereka dalam mengurus seluruh kekayaan alam yang mereka miliki. Inilah yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan keturunannya untuk menjadikan Makkah sebagai negeri yang aman dan makmur sampai saat ini.

            Doa Nabi Ibrahim tersebut diatas memberikan pelajaran kepada kita dalam membangun suatu negeri supaya menjadi aman dan makmur. Langkah-langkah yang harus dilakukan antara lain :

  • Membina akhlak dan ketakwaan kepada Allah pada tiap-tiap individu dari masyarakat yang tinggal di negeri tersebut. 
  • Membina rasa memiliki kewajiban pada tiap-tiap masyarakat untuk membantu kepentingan sesamanya sehingga tidak ada yang terlantar dan hidup kekurangan didalam lingkungan tempat tinggalnya. Hal ini memerlukan rasa persaudaraan yang didasarkan pada keimanan dan ketakwaan. 
  • Selalu memohon kepada Allah agar dilindungi dan segala macam gangguan yang dapat merusakkan rasa aman dan kemakmuran mereka. 
  • Membina semangat rasa memiliki negerinya pada tiap-tiap masyarakat didalam negeri tersebut, sehingga segala macam resiko yang menimpa negerinya selalu ditanggung dan diatasi bersama sehingga tidak menimbulkan kekacauan dan kehancuran.
  
Doa Nabi Ibrahim diatas tidak hanya berlaku bagi Nabi Ibrahim saja, tetapi dapat pula kita ucapkan untuk negeri kita masing-masing, sehingga negeri yang kita tinggal menjadi aman dan berlimpah dengan kemakmuran.





Sunday, 12 January 2014

Doa Agar Diberi Hidayah (Jalan Lurus)


اهْدِÙ†َا الصِّرَاطَ الْÙ…ُسْتَÙ‚ِيمَ
            “Tunjukilah kami jalan yang lurus” (Al-Fatihah: 6)


            Yang dimaksud dengan “Tunjukilah kami jalan yang lurus” pada ayat diatas ialah “Berilah kami petunjuk dan pertolongan secara ghaib, sehingga kami terpelihara dari perbuatan salah dan sesat.”

            Shiraatal mustaqiim ialah semua petunjuk yang benar yang dapat membawa manusia pada kehidupan bahagia didunia dan akhirat. Petunjuk-petunjuk yang benar itu mencakup semua aturan hidup yang benar dalam semua aspek termasuk iman, akhlak, ibadah, hukum, sosial, ekonomi, pemerintahan dan segala aspek kehidupan manusia di dunia ini.

            Jalan yang lurus ini telah Allah SWT berikan kepada para nabi dan umat-umat sebelum Nabi Muhammad SAW. Umat-umat tersebut telah diberi nikmat dalam bentuk kitab suci yang dibawa para rasul sehingga mereka dapat mengetahui cara hidup yang diredhai oleh Allah dan yang dimurkai Allah. Para ahli tafsir menafsirkan bahwa umat tersebut ialah umat Yahudi dan Nasrani, karena menyimpang dari kaedah yang dibawa oleh rasul-rasul mereka, kedua umat ini dimurkai oleh Allah.

            Ayat diatas mengandungi pengertian bahwa manusia hanya akan memperoleh kebajikan hidup didunia bila mendapat hidayah atau petunjuk dari Allah. Hidayah atau petunjuk Allah ini ada berbagai macam, antaranya sebagai berikut :

  • Hidayah dan bentuk ilham
Perkara ini dirasakan oleh anak-anak kecil sejak ia dilahirkan. Seorang anak memerlukan makanan, ia akan memberikan isyarat dengan cara menangis.

  • Hidayah melalui panca indra
Hidayah ini terdapat pada manusia dan hewan. Bahkan pada hewan lebih sempurna dibandingkan yang ada pada manusia. Sebab ilham dan panca indra pada hewan lebih cepat tumbuh secara sempurna dalam waktu yang sangat singkat setelah kelahiran. Adapun pada manusia hal ini dirasakan secara perlahan-lahan.

  • Hidayah melalui akal
Hidayah ini lebih tinggi darjatnya dibandingkan hidayah ilham dan panca indra. Secara naluriah, manusia akan hidup bermasyarakat dengan lainnya, sedangkan ilham dan panca indranya tidak cukup untuk menjalankan hidup bermasyarakat. Oleh sebab itu manusia memerlukan akal yang mampu menilai segala kesalahan yang dilakukan oleh panca indra. Bukankah tongkat yang lurus akan terlihat bengkok di air ? Dan orang yang belum terbiasa merasakan sesuatu yang manis akan merasakan pahit dilidah.

  • Hidayah berupa agama dan syariat
Hidayah ini merupakan mutlak bagi manusia, karena akal tidak cukup untuk menghadapi pengaruh hawa nafsu, kekuatan syahwat dan dorongan-dorongan sesat yang menjerumuskan manusia ke dalam kehancuran. Akal tidak mampu mengelakkan manusia dari semua dorongan-dorongan nafsu buruk yang dapat menimbulkan kejahatan, kezaliman, malapetaka dan permusuhan.

Dengan hidayah ini manusia dapat mengendalikan dirinya dari pelbagai pengaruh negative yang menjerumuskan akalnya. Ia akan tetap tegak pada jalan yang benar untuk memilih mana yang benar dan mana yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang bermanfaat dan mana yang mudarat. Dengan hidayah agama, akal manusia mampu mengalahkan kemahuan hawa nafsunya. Manusia menjadi mudah menegakkan kebenaran, keadilan dan kejujuran untuk kepentingan kebahagiaan hidupnya di dunia maupun di akhirat.

Allah telah memberikan petunjuk supaya kita memohon  diberi hidayah dan pertolongan dalam usaha memperolehi petunjuk yang benar dalam kehidupan ini.

Orang-orang yang mendapat hidayah dari Allah akan memperolehi kehidupan yang penuh dengan berkah, keselamatan dan kebahagian. Hal ini telah dibuktikan dalam sejarah umat-umat dahulu yang menjadi umat yang sholeh. Kepada umat yang sholeh inilah Allah menurunkan segala rahmat dan berkah-Nya dari langit, sehingga mereka hidup penuh dengan kebahagiaan, kesejahteraan dan keselamatan.

Bila kita memohon hidayah kepda Allah, kita harus melakukan segala syariat-Nya dengan kesungguhan hati dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa usaha semacam ini nescaya Allah tidak akan memberikan hidayah-Nya kepada kita.



Saturday, 11 January 2014

Kebesaran dan Kelebihan Ayat Kursi

Ayat ini diturunkan setelah hijrah. Semasa penurunannya ia telah diiringi oleh beribu-ribu malaikat karena kebesaran dan kemuliaannya. Syaitan dan iblis juga menjadi gempar karena adanya satu perintang dalam perjuangan mereka. Rasulullah SAW dengan segera memerintahkan Zaid bin Tsabit menulis serta menyebarkannya. Antara kebesaran ayat Kursi adalah sebagai berikut :

  • Sesiapa yang membaca ayat Kursi dengan khusyuk setiap kali selepas sholat fardu, setiap pagi dan petang, setiap kali keluar rumah atau hendak musafir, insyaAllah akan terpelihara dirinya daripada godaan syaitan, kejahatan manusia, binatang buas yang akan memudaratkan dirinya, bahkan keluarga, anak-anak, harta bendanya juga akan terpelihara dengan izin Allah SWT. 
  • Rasulullah SAW bersabda bermaksud : “Sesiapa pulang ke rumahnya serta membaca ayat Kursi, Allah hilangkan segala kefakiran didepan matanya. 
  • Sabda baginda lagi : “Umatku yang membaca ayat Kursi 12 kali pada pagi Jumaat, kemudian berwuduk dan bersholat sunat dua rakaat, Allah memeliharanya daripada kejahatan syaitan dan kejahatan.” 
  • Orang yang selalu membaca ayat Kursi dicintai dan dipelihara Allah sebagaimana Allah memelihara Nabi Muhammad SAW. 
  • Mereka yang beramal dengan bacaan ayat Kursi akan mendapat pertolongan serta perlindungan Allah daripada gangguan serta hasutan syaitan. 
  • Pengamal ayat Kursi juga, dengan izin Allah, akan terhindar daripada pencerobohan pencuri. Ayat Kursi menjadi benteng yang kuat menyekat pencuri daripada memasuki rumah. 
  • Mengamalkan bacaan ayat Kursi juga akan memberikan keselamatan ketika dalam perjalanan. 
  • Ayat Kursi yang dibaca dengan penuh khusyuk, insyaAllah, boleh menyebabkan syaitan dan jin terbakar. 
  • Jika anda berpindah ke rumah baru maka pada malam pertama anda menduduki rumah itu, sebaiknya membaca ayat Kursi 100 kali, insyaAllah mudah-mudahan anda sekeluarga terhindar daripada gangguan lahir dan batin. 
  • Barang siapa membaca ayat Kursi, apabila berbaring ditempat tidurnya, Allah mewakilkan dua orang malaikat memeliharanya hingga subuh. 
  • Barang siapa membaca ayat Kursi di akhir setiap sholat fardhu, ia akan berada dalam lindungan Allah hingga sholat yang lain. 
  • Barang siapa membaca ayat Kursi di akhir tiap sholat, tidak menegah akan dia daripada masuk syurga kecuali maut, dan barang siapa membacanya ketika hendak tidur, Allah memelihara akan dia ke atas rumahnya, rumah jirannya dan ahli rumah disekitarnya. 
  • Barang siapa membaca ayat Kursi di akhir tiap-tiap sholat fardu, Allah menganugerahkan dia hati-hati yang bersyukur, perbuatan-perbuatan orang yang benar, pahala nabi-nabi, juga Allah melimpahkan padanya rahmat. 
  • Barang siapa membaca ayat Kursi sebelum keluar rumahnya, maka Allah mengutuskan 70.000 malaikat kepadanya, mereka semua memohon keampunan dan mendoakan baginya.


Kelebihan Ayat Kursi

            Daripada Anas bin Malik RA berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Apabila seseorang daripada umatku membaca ayat Kursi 12 kali, kemudian dia berwuduk dan mengerjakan solat subuh, nescaya Allah akan menjaganya daripada kejahatan syaitan dan darjatnya sama dengan orang yang membaca seluruh Al-Quran sebanyak tiga kali, dan pada hari kiamat ia akan diberi mahkota daripada cahaya yang menyinari semua penghuni dunia.”

            Berkata Anas bin Malik : “Wahai Rasulullah, apakah perlu dibaca setiap hari ?” Sabda Rasulullah SAW : “Tidak, cukuplah membacanya pada setiap hari Jumat (ayat Kursi).

            Umat-umat dahulu hanya sedikit saja yang mempercayai rasul-rasul mereka dan itupun apabila mereka melihat mukjizat secara langsung. Kita sebagai umat Islam tidak boleh ragu-ragu tentang apa yang diterangkan oleh Allah dan Rasul. Janganlah kita ragu-ragu tentang Al-Quran, hadis dan sunah Rasul kita. Janganlah kita menjadi umat yang terdahulu yang mana mereka itu lebih suka banyak bertanya dan hendak melihat bukti-bukti terlebih dahulu sebelum mereka beriman.

            Setiap satu yang dianjurkan Rasulullah SAW kepada kita adalah untuk kebaikan kita sendiri. Rasulullah SAW menyuruh kita mengamalkan dan membaca ayat Kursi. Kehebatan ayat ini telah diterangkan dalam banyak hadis. Kehebatan ayat Kursi ini adalah untuk kita juga, yakni untuk menangkis gangguan syaitan dan disamping itu kita diberi pahala. InsyaAllah.




Friday, 3 January 2014

Keagungan dan Kemuliaan Ayat Kursi


Ayat Kursi adalah ayat yang paling agung didalam Al-Quran. Sekian banyak riwayat yang bersumber daripada Rasul dan sahabat-sahabat baginda yang menyebutkan tentang hakikat ini. Antara lain daripada seorang sahabat Nabi yang bernama Ubai bin Ka’ab yang menceritakan bahwa Nabi s.a.w pernah bertanya kepadanya :

            “Ayat apakah dalam Al-Quran yang paling agung ? Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu (ini diulang-ulang oleh Ubai), kemudian ia berkata, ayat Kursi. Rasulullah s.a.w membenarkan Ubai.” (Riwayat Muslim).

Ubai juga menghuraikan dalam riwayat lain, bahwa ia pernah bertemu dengan jin dan bertanya kepadanya, apakah bacaan yang dapat menjauhkan manusia daripada gangguan jin, jawab jin, “Ayat Kursi”. Ketika keterangan ini disampaikan Ubai kepaa Rasul, baginda menjawab, “benar (maklumat) si jahat itu “. (Riwayat al-Hakim).

Hal yang hampir sama dialami oleh sabahat Nabi yang lain yaitu Abu Hurairah, ketika diperintahkan Nabi s.a.w menjaga kurma sedekah.

Ayat Kursi ini dinama juga ayatul hifz (ayat pemelihara), karena pembaca yang menghayati maknanya dapat memperoleh perlindungan Allah SWT.

Dalam konteks ini paling tidak, ada dua hal yang dapat dikemukakan :

Pertama, ayat ini berbicara tentang Allah SWT dan sifat-sifat-Nya. Kandungan huraiannya saja sudah cukup menjadikan ayat ini ayat yang agung. Apalagi, ayat Kursi merupakan satu-satunya ayat yang dalam redaksinya terdapat tujuh belas kali kata yang menunjuk kepada Allah SWT. Enam belas diantaranya terbaca dengan jelas dan satu tersirat.

Kedua, adalah perkara yang berkaitan dengan kandungan pesan ayat ini. Apabila yang membaca ayat Kursi menghayati maknanya dan hadir dalam jiwa dan benaknya kebesaran Allah SWT.

Dalam ayat yang pendek ini sebenarnya terkumpul sifat utama bagi Allah yaitu ketuhanan, keesaan, hidup, ilmu, memiliki kerajaan, kekuasaan dan kehendak.

Sesudah menegaskan mengenai keesaan-Nya, disusul pula dengan menyebut dua sifat-Nya yang lain, yaitu hidup dan terus menerus mengurus makhluk-Nya.

Dengan demikian, manusia akan merasa aman dalam hidup serta tenang perasaannya karena meyakini bahwa dia didalam tangan Tuhan yang hidup, yang terus menerus mengurus serta mengawal jaga keadaan hamba-Nya.

Allah, Dia-lah Tuhan yang tunggal bagi segala makhluk. Karena itu, tiada yang berhak disembah dalam kehidupan ini melainkan Dia. Segala apa yang di langit dan bumi adalah hamba dan milik-Nya. Semua tunduk dibawah kehendak dan kuasa-Nya, seperti firman Allah :
            Artinya : “Tidak seorangpun dilangit dan dibumi, kecuali akan datang kepada Tuhan yang Maha Pemurah selaku seorang hamba. Sesungguhnya Allah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti. Dan setiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri.” (Maryam 93-95).

Diantara tanda keagungan dan kebesaran Allah bahwa tiada seorang pun yang berani memberi pertolongan kepada sseorang lain disisi-Nya tanpa izin-Nya. Firman Allah :

            Artinya : “Ketika datang hari itu, tidak seorang pun berbicara, melainkan dengan izin-Nya; maka diantara mereka ada yang celaka dan ada yang berbahagia”. (Hud : 105).

Ilmu Allah amat luas, meliputi segala makhluk ciptaan-Nya, baik yang dahulu, sekarang dan akan datang, bahkan Allah mengetahui segala urusan dunia dan akhirat. Allah juga amat luas kerajaan dan kekuasaan-Nya, langit dan bumi seluruhnya didalam genggaman-Nya.

Itulah ayat yang mengandung kaedah pembentukan keimanan terhadap Allah. Dari sinilah terbina tujuan pengabdian seseorang hanya kepada Allah.

Dengan demikian, tidaklah seorang manusia melainkan menjadi hamba, hanya kepada Allah, tidaklah dia menjuruskan pengabdiannya melainkan kepada Allah dan tidaklah dia menyerahkan ketaatannya melainkan kepada Allah.

Selain itu, ayat ini mempunyai beberapa kelebihan yang tidak ada pada ayat lain. Kedudukannya dalam Al-Quran, sabda nabi ketika ditanya oleh Abu Zar; ayat manakah yang diturunkan kepadamu yang paling agung ?.

Jawab baginda : “Ia adalah ayat Kursi.” (Riwayat Imam Ahmad, Al-Nasai, Al-Hakim dan Al-Baihaqi).

Dari sudut keberkatannya di dunia, sabda Rasulullah : “Bacalah ayat Kursi karena sesungguhnya ia menjaga kamu, zuriat dan rumah tangga kamu hingga bilik kecil di sekeliling rumahmu.”

Dari segi keberkatannya dalam menghalau syaitan, sabda Rasulullah : “Didalam surah Al-Baqarah, ada satu ayat yang menjadi penghulu bagi ayat Al-Quran, tidak dibacanya dalam rumah yang ada didalamnya syaitan melainkan keluar ia daripadanya, itulah ayat Kursi.” (Riwayat Al-Hakim).

Dari sudut keberkatannya ketika mati dan di akhirat, sabda Rasulullah : “Sesiapa yang membaca ayat Kursi selepas setiap solat fardhu, Allah akan memberikannya hati orang yang bersyukur, amalan orang yang membenarkan Allah, pahala nabi-nabi, melimpahkan rahmat-nya dan tidak menghalangnya dari masuk syurga melainkan kematian yang akan memasukkannya.” (Riwayat An-Nasai).







Doa Tergantung Tanpa Selawat Untuk Rasulullah

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya berselawat (memberi rahmat) kepada Nabi s.a.w (oleh karena itu) wahai orang-orang yang beriman berselawatlah kamu (meminta rahmat) untuk Nabi s.a.w dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan terhadapnya” (Al-Ahzab 56).

Ada banyak kelebihan selawat jika kita mengamalkannya dalam ibadah seharian, diantaranya :

Satu kali selawat, Allah akan membalas dengan 10 kali selawat untuknya.

Satu kali selawat, Allah akan mengangkatnya dengan 10 darjat.

Malaikat juga akan turut membaca selawat keatas orang yang membaca selawat untuk Rasullulah s.a.w.

Doa yang disertai dengan selawat akan diperkenankan Allah Ta’ala, tetapi doa yang tidak disertai dengan selawat akan tergantung diantara langit dan bumi.

Akan mendapat tempat yang dekat dengan Rasulullah s.a.w dihari kiamat nanti.

Akan mendapat  syafaat daripada Rasulullah s.a.w dihari kiamat nanti.

Allah akan menggandakan limpah kurnia dan rahmat-Nya pada mereka yang berselawat untuk Nabi s.a.w.

Dapat membersihkan hati, jiwa dan roh kotor yang berselaput dalam dada.

Dapat membuktikan kecintaan dan kasih sayang kita terhadap Rasulullah.

Mewariskan kecintaan Rasulullah terhadap umatnya.

Akan terselamat dan terpelihara dari segala apa yang menduka citakan dari hal keduniaan mahupun akhirat.

Dengan membaca selawat dapat mengingatkan kembali apa-apa yang sudah kita lupa.

Akan mendapat nur yang bersinar-sinar bila kita berselawat 100 kali dengan bersungguh-sungguh.

Mendapat ganjaran pahala seperti memerdekakan seorang hamba apabila kita berselawat sebanyak 10 kali.

Allah meluaskan dan melapangkan rezekinya dari sumber yang tidak diketahui.

Allah memberatkan timbangan amalnya pada neraca timbangan dihari kiamat nanti.

Mendapat keberkatan dari Allah bagi dirinya dan juga untuk keluarganya.

Mendapat rasa kasih sayang dari hati-hati orang mukmin terhadapnya.

Akan mendekatkan dirinya dengan Telaga Haudh (Telaga Rasulullah s.a.w) serta dapat pula meminumnya dihari kiamat nanti.

Dapat melepaskan diri seseorang itu dari tergelincir semasa melalui titian Sirat dan ia dengan selamat menuju surga.

Insyaallah.