Tuesday, 21 January 2014

Rahasia Asma Ul-Husna


            Allah SWT berfirman, yang artinya : “Allah mempunyai asma ul-husna, maka serulah Dia dengan menyebut asma ul-husna itu” (Al A’raf ayat 180).

            Makna fad’uuhu didalam ayat al-A’raf ayat 180 tersebut adalah subbihuuhu (ucapkanlah dengan mensucikan nama-Nya, wazkuruuhu (ingatlah dengan menyebut nama-Nya), dan wa’buduuhu bihaa (beribadatlah dengannya).

            Allah  SWT  telah menyifatkan nama-nama-Nya dengan sebutan  al-husna diempat surah yaitu :

·        Pada surah Al-A’raf ayat 180 yang bermaksud : “ Allah mempunyai asma ul-husna, maka serulah Dia dengan menyebut asma ul-husna itu”.

·        Pada surah Al-Isra’ ayat 110 yang bermaksud : Katakanlah : “Serulah Allah atay serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana sahaja kamu seru, Dia mempunyai asma ul-husna….”

·        Pada surah Thaha ayat 8 yang bermaksud : “Dialah Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia. Dia mempunyai asma ul-husna.”

·        Pada surah Al-Hasyr ayat 24 yang bermaksud : “Dialah Allah Yang Menciptakan. Yang mengadakan, Yang Membentuk rupa, yang mempunyai nama-nama yang paling baik (asma ul-husna)”.


Kata al-husna adalah bentuk muaannats (feminism) dari kata ahsan, seperti kata kubra (dari akbar), shughra (dari asghar).

Imam Fakhrur ar-Razi mengatakan bahwa sesungguhnya asma Allah itu disifatkan dengan al-husna (yang paling baik) karena beberapa sebab, diantara yaitu :

·        Semua nama Allah ini menunjukkan makna (erti) yang baik-baik, sebab sifat-sifat yang paling sempurna, paling agung, dna paling tinggi adalah sifat-sifat Allah SWT yang ditunjukkan oleh nama-nama tersebut.

·   Yang dimaksud dengan asma dalam keempat ayat tersebut diatas adalah disebutkannya sifat-sifat yang baik, yaitu sifat Esa, Agung, Mulia dan Baik dan tidak serupa dengan makhluk.

Jika kita menyeru Allah SWT dengan nama-nama-Nya tersebut, m aka akan terbayanglah dihadapan kita sifat-sifat yang baik itu.


Zikir Asma Ul-Husna

            Didalam asma ul-husna terkandung kalimat-kalimat suci, doa dan juga zikir. Zikir kepada Allah terdiri atas tiga bagian, yaitu :

  • Zikir dengan lisan
  • Zikir dengan hati
  • Zikir dengan anggota badan

            Zikir dengan lisan termasuk bentuk zikir yang paling rendah nilainya, yaitu ucapan yang dimaksudkan oleh seseorang hamba sebagai tahmid, tasbih dan tamjid saja.

            Zikir hati memiliki tiga bentuk yaitu :

  • Memikirkan dalil-dalil Zat dan Sifat Allah.
  • Memikirkan dalil-dalil taklif berupa perintah, larangan, janji dan ancaman, dan berusaha keras untuk memahami hikmah dan rahasianya, sehingga akhirnya menjadi mudah melakukan perbuatan taat dan meninggalkan perbuatan maksiat.
  • Memikirkan rahsia seluruh makhluk Allah SWT sehingga setiap bagian yang terkecil sekalipun mampu menjadi cermin untuk menampak alam ghaib. Jika seorang hamba memandang dengan mata akalnya kepada cermin itu, maka tertujulah pencaran mata batinnya kealam yang paling indah dan cantik (jamal). Inilah darjat yang tidak berhujung dan tidak bertepi.
             Sedangkan zikir dengan anggota tubuh itu adalah memanfaatkan seluruh anggota tubuh untuk membuat taat dan membersihkannya dari segala maksiat. Dengan makna seperti itulah Allah SWT menamakan sholat sebagai zikir, seperti dalam firman-Nya dalam surah Al-Jumuah ayat 9 yang  bermaksud : “Maka bersegeralah kamu pada dzikirullah”.

            Sholat adalah perbuatan dan aktivitas seorang Muslim untuk mengingat Allah, agar dengan itu Allah mengingat kita dan mengabulkan doa-doa kita seperti dalam firman-Nya dalam ayat Al-Baqarah ayat 152 yang bermaksud : “Ingatlah kamu kepada-Ku, nescaya Aku ingat (pula) kepadamu”.